happynet

teks tanya jawab

news kota Sibolga & Tapanuli Tengah

Gadis Tapteng Jadi Bintang KDI 6

Nur Givri Yati Waruwu Bintang KDI 6
Lahir Dari Keluarga Yang Sederhana


Nur Ghivri Yati Waruwu, itulah nama gadis cantik kelahiran Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara 17 tahun yang lalu. Kini nama itu tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya pencita musik dangdut di tanah air. Dimana berkat usaha dan dukungan dari masyarakat luas, kini Givri panggilan akrab gadis manis itu sedang bertengger di 9 besar Kontes Dangdun Indonesia 6, (KDI 6) yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta.

Lantas bagaimana kehidupan orangtua Givri? Berikut ini hasil penelusuran wartawan BATAKPOS, Jason Gultom ke kediaman orangtuanya di Jalan Padangsidimpuan, Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (26/6).

Siang itu suasana rumah orangtua Givri ramai pembeli, karena orangtuanya membuka usaha kecil-kecilan yakni jual sepatu dan alat-alat kosmetik. Sementara ayahnya Chairul Hidayat Waruhu (36) dan ibunya Mastika Yanti br Simanungkalit (35) beserta adiknya Givri, Nisa (16) sedang berbicang-bincang di ruang tengah. Kehadiran wartawan koran ini pun disambut baik oleh kedua orangtua Givri. Ditemani minuman dingin, orangtua Givri pun mengawali cerita kehidupan rumah tangga mereka.

“Givri lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Saya adalah anak ke 5 dari 11 bersaudara, sedangkan istri saya anak ke 5 juga dari 7 berkeluarga. Kami mulai membina bahtera rumah tangga tahun 1990. Maklum saja, kami kawin muda, karena setelah tamat SMA saya langsung menikah dengan istri saja ini, dan kami pun tinggal di Padangsidimpuan. Karena keadaan ekonomi yang serba sulit, saya pun bekerja sebagai kuli pikul di Pasar Sidimpuan. Karena hasilnya tidak mencukupi, saya pun alih profesi sebagai tukang becak barang,”ujar pria berkumis itu.

Karena tanda-tanda kehidupan tidak jelas di Padangsidimpuan, akhirnya mereka pun pindah ke Pandan Tapteng, atas panggilan mertuanya. Tepatnya tanggal 3 Januari 1992, anak pertama merekapun lahir, yaitu Nur Ghivri Yati Waruwu di Pandan Tapteng. Demi untuk menghidupi keluarga dan anaknya, Ayah yang hobby seni ini bekerja sebagai kondektur angkot. Namun naas, baru tiga bulan sebagai kondektur, angkot yang dikondekturinya terbakar. Akhirnya Ia pun bekerja di toko milik orang china di Sibolga, namun gajinya tidak mencukupi untuk mengihupi Givri dan ibunya. “Waktu itu saya diberi upah hanya Rp15ribu seminggu,”kenangnya.

Ia pun tidak mau pasrah dengan keadaan, kerja apa saja yang penting halal, itulah motto hidupnya. Melihat ada peluang bekerja di Panglong, Ia pun bekerja disana, kebetulan ada pesanan untuk membuat peti Pemilu. Karena sudah sepi orderan, Ia pun kembali menganggur. Karena prihatin melihat kehidupan mereka, kakeknya Givri pun memberikan suntikan modal, agar mereka membuka kantin disalah satu perkantoran di Pandan. Namun usaha itu hanya mampu bertahan 1 tahun.

Usia Givri pun terus beranjak, sementara hasil dari usaha yang dikerjakan selama ini hanya pas-pasan untuk makan sehari-hari. Berkat bantuan dari keluarga, mereka ditawarkan untuk bukan usaha kantin di Pelabuhan Gunung Sitoli Nias. “Waktu itu ada keluarga kami yang bekerja di Pelabuhan Gunung Sitoli, Nias, kami pun ditawari buka kantin disana. Karena prospeknya lumayan, kamipun berangkat ke Gunung Sitoli, sementara Givri kami tinggalkan di Pandan bersama dengan neneknya,”ujar pria berkulit putih ini.

Karena izin kontraknya hanya 5 tahun di Pelabuhan Gunung Sitoli, mereka kembali ke Pandan. Bermodalkan keuntungan sedikit selama bukan kantin di Pelabuhan Gunung Sitoli, mereka membuka warung sayur di Pandan. “Saat itu usia Givri 6 tahun dan sudah masuk SD. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar itulah bakat anak kami ini sudah terlihat dibidang tarik suara. Ia sering tampil setiap ada acara kawinan dan acara lainnya yang digelar di Pandan. Karena orang senang melihat keberanian Givri, Ia pun sering disumbang. Dan hasil sumbangan itu lah yang kami gunanakan untuk membeli kebutuhan Givri selama sekolah. Bahkan sisanya bisa kami gunakan untuk menambah modal usaha sayur kami,” aku kedua pasangan serasi ini dengan mata berkaca-kaca.

Seiring dengan bergulirnya waktu, Givri pun semakin sering tampil di panggung, bahkan setiap ada kontes, Givri tidak pernah ketinggalan untuk berlaga. Hasilnya pun cukup memuaskan, karena dari sekian banyaknya kontes yang diikutinya dia selalu keluar sebagai jawara. “Menang bakat alami anak kita ini sudah terlihat sejak kecil, makanya setiap ada kontes Ia selau ikut. Namun kecemerlangan prestasi anak kami ini tidak selalu sejalan dengan keberuntungan usaha kami. Karena setelah Givri tamat SD, usaha sayur kami bangkrut. Saat itu saya dengan ibunya sudah pasrah apakah si Givri bisa lanjut ke SMP atau tidak,”kenang pasutri ini dengan linangan air mata.

Namun selalu ada jalan yang ditunjukkan Sang Pencipta bagi kelanjutan kehidupan keluarga ini. Disaat kondisi perekonomian lagi down, Givri menang kontes Dangdut tingkat anak-anak se Tapanuli yang diselenggarakan oleh Iman Syafe’i di Pantai Indah Kalangan, Pandan. Dari hasil itulah Givri dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMP.

Melihat bakat anaknya, orangtuanya pun senang dan bangga, hanya saja tidak mungkin keluarga ini sepenuhnya berharap dari hasil kontes Givri untuk membiayai mereka, ditambah lagi tuntutan ekonomi untuk biaya adik Givri, Nisa yang sudah masuk sekolah. Denganmodal nekat, mereka pun menjual rumahnya untuk membuka usaha door smeer. Melihat semangat suaminya, ibunya Givri pun tidak tinggal diam, wanita berparas cantik itupun membuat kue untuk dititipkan ke warung-warung yang ada di Pandan.

“Biar sedikit asalkan lancar itulah komitmen kami saat itu. Alham dulillah dari hasil usaha itu, kami pun bisa membuka kios ponsel dan usaha jual sepatu serta alat-alat kosmetik sampai saat ini,”ujar ibu Givri.

Givri ini anaknya baik, dan tidak pernah menyusahkan kami, lanjut orangtua Givri. Hanya saja dia tidak bisa dibentak, karena kalau dia dibentak, maka dia akan semakin bigung dan tidak tahu apa yang akan dilakukannya. “Kami tahu persis keadaan putri kami ini, memang kalau dia salah tidak bisa dibentak, karena dia akan semakin bigung. Namun sebaliknya, kalau kekurangannya dikasih tau dengan cara lembut, ia justru lebih cepat dari yang kita harapkan. Makanya kalau setiap mbak Berta memberikan komentar kepada Givri dengan nada keras, maka Givri akan bingung. Mungkin karena usia Givri yang masih relatif muda,”kata kedua orangtuanya.

Dan kami senang dengan kritikan dari mbak Berta kepada anak kami, sambungnya. Karena kami tahu bahwa kritikan itu sebagai wujud kecintaan mbak Berta kepada Givri agar kelak Givri menjadi bintang KDI yang sejati, tandasnya.

Lebih lanjut dikatakan ibu tiga anak ini, bahwa perjuangan Givri untuk masuk kontes KDI tidak kenal lelah. Karena tahun 2007 lalu Givri sudah ikut kontes KDI 5, namun ia hanya lolos 15 besar. Barulah di kontes KDI 6 ini, dewa fortuna berpihak kepa keluarga Givri sehingga ia lolos di 9 besar KDI 6 saat ini. “Ini semua berkat dukungan dan partisipasi semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat Tapteng, Sibolga dan Nias sebagai basis Givri. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat Pemkab Tapteng, Pemko Sibolga, para pencinta Givri dan juga semua masyarakat Indonesia yang sudah memberikan dukungan kepada anak kita ini. Karena apa yang selalu dikatakan Givri setiap dia tampil, bahwa tanpa dukungan dari semua lapisan masyarakat, Givri tidak ada apa-apanya. Memang itulah apa adanya, kami tidak perlu malu untuk mengatakan keberadaan kami ini, karena dukungan semua lapisan masyarakatlah yang menghantarkan anak kita ini menjadi bintang KDI 6,”ungkapnya dengan wajah terharu.

Untuk itu kami selalumemohon dukungan buat Givri, karena perjuangannya masih panjang untuk menuju peringkat 1 minimal 3 besar. Mari kita dukung anak kita ini, karena setiap Sabtu Malam ia tampil di TPI mulai pukul 19.00WIB, caranya ketik KDI spasi GIVRI kirim ke 6288 sebanyak-banyaknya. Horas… ( HAPPY NET PANDAN )

PRESTASI

Nur Ghivri Yati Waruwu Putri Tapteng Jadi Duta Sumut di KDI 6 Jakarta
Tapteng,
Nur Ghivri Yati Waruwu yang lolos 5 besar Kontes Dangdut Indonesia (KDI 6) asal kabupaten Tapteng akan berangkat ke Jakarta mewakili Sumatera Utara (Sumut). Sebelum berangkat ke Jakarta Nur Ghivri Yati Waruwu bersama orang tuanya audensi ke Dinas Pariwisata Pemkab Tapteng, Senin (20/4), mohon doa restu dan dukungan sebelum berangkat ke Jakarta 27 April mendatang.
Pada pertemuan itu, Nur Ghivri Yati Waruwu selaku kontestan KDI 6 asal Sibolga-Tapteng didampingi orang tuanya Chairul Hidayat Waruwu dan Zul Waruwu berbincang-bincang dengan Kadis Pariwisata Tapteng Aris Sutrisno, bersama Kabid seni dan kebudayaan B Simanjuntak, Saeran dan Azrai.
Aris Sutrisno selaku Kadis Pariwisata Tapteng meminta, Nur Ghivri untuk tetap menjaga kondisi kesehatannya sebelum berangkat ke Jakarta untuk mengikuti kompetisi Kontes Dangdut Indonesia (KDI 6) yang akan disiarkan langsung oleh Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mulai 7 Mei mendatang.
“Kami minta Ghivri dapat menjaga kesehatannnya dengan banyak makan sebelum berangkat ke Jakarta nantinya untuk mengikuti kompetisi KDI 6 dan dapat berbuat yang terbaik, karena selain Ghivri membawa diri sendiri dalam kontes tersebut, juga membawa nama daerah kabupaten Tapteng,” katanya.
Selain itu, lanjut Sutrisno, pihaknya juga akan membantu Ghivri dalam mengikuti kontes KDI 6 tersebut. Dan berharap Ghivri yang merupakan putri Tapteng dapat keluar sebagai juara pada kontes KDI, sehingga membawa harum nama kabupaten Tapteng.
“Kita juga berharap nanti masyarakat masyarakat Tapteng dapat memberikan dukungan kepada Ghivri dengan mengirimkan SMS pada saat kontes KDI 6 itu sedang berlangsung, karena tanpa dukungan masyarakat seorang Ghivri tidak akan bisa menjadi yang terbaik pada KDI 6,” harapnya.
Chairul Hidayat Waruwu selaku orang tua Ghivri mengucapkan terima kasih kepada kepala Dinas Pariwisata Pemkab Tapteng yang telah menyambut mereka dan memberikan dukungan kepada Nur Ghivri Waruwu, sehingga nantinya dapat berhasil menjadi yang terbaik di KDI 6.
“Saat ini Ghivri bukan hanya anak kami saja, karena kalau kami katakana Cuma anak kami, maka kami tidak akan mampu memberangkatkannya ke Jakarta untuk mengikuti kompetisi KDI 6 di Jakarta. Harapan kami, Ghivri mendapatkan dukungan dari masyarakat Tapteng agar dapat berhasil di kontes KDI 6 ini,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Ghivri menyampaikan mohon dukungan dari masyarakat Tapteng agar ia dapat menjadi terbaik di KDI 6 nantinya. “Saya berharap, kiranya seluruh masyarakat Tapteng dapat memberikan dukungan kepada saya pada saat mengikuti kontes KDI 6 di Jakarta pada bulan Mei mendatang dengan cara ketik ‘KDI GIVRI’ dan kirim ke 6288, karena tanpa dukungan masyarakat mustahil saya bisa menjadi yang terbaik pada KDI 6,” ucap Vivi yang merupakan siswi SMA Negeri 2 Sibolga ini, berharap. (Jason Gultom)
Keterangan Foto
Nur Givri gadis asal Tapteng yang duduk dibangku kelas II SMA Negeri 2 Sibolga yang menjadi duta Sumut di KDI 6 di Jakarta. (HAPPY NET PANDAN)

IPTEK

Internet Keliling Go To School
Pandan,
Untuk pertama kalinya armada MCAP (Mobile Community Access Point) go to school (berkunjung ke sekolah), Selasa (24/3). SMA Negeri 1 Tukka, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menjadi tempat perdana dikunjungi armada ini. Kehadiran mobil internet keliling ini disambut antusias siswa/i SMA Negeri 1 Tukka. Tidak ketinggalan juga para guru turut menyambut kehdiran tim MCAP dari bagian Humasy Pemkab Tapteng.
Menurut penuturan Kabag Humas Pemkab Tapteng, Drs Rudolf Sihotang,MSi, setelah kendaraan MCAP bantuan dari Departemen Komunkasi dan informasi Pusat Jakarta tiba di Pemkab Tapteng, baru kali ini dioperasikan secara langsung ke sekolah-sekolah, dan SMA Negeri Tukka yang pertama kali kita kunjungi. “Sesuai dengan fungsinya, mobil internet keliling ini akan berkeliling ke wilayah Kabupaten Tapteng, mulai dari sekolah-sekolah sampai kepada masyarakat umum, sehingga masyarakat tidak tabu lagi tentang dunia maya yang saat ini cukup pesat perkembangganya. Sesuai dengan rencana, setiap minggu kita akan keliling mengunjungi sekolah-sekolah, sehingga sekolah yang jauh dari perkotaan sekali pun dapat menikmati layanan internet,”katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Tukka Aris Effendi SPd memanfaatkan kehadiran MCAP kepada murid-muridnya. Dengan sistim bergiliran para siswa mencoba menjajal internet yang sudah terpasang rapi di dalam mobil dengan desaint khusus. MCAP ini dilengkapi 6 unit computer layar LCD, telepon umu 2 unit untuk wartel, dan faximile 2 unit. Sedangkan di bagian belakang mobil disediakan 1 unit televisi 31inch.
“Kami berterimakasih dan bangga atas kunjungan perdana armada MCAP Pemkab Tapteng ke sekolah ini, karena sekolah ini yang pertama kali menikmati layanan tersebut. Tidak dapat kita pungkiri bahwa layanan internet sudah menjadi bahagian dari kita, khususnya bagi pelajar, karena saat ini mata pelajaran sudah banyak menggunakan jasa internet. Atas dasar itulah kita merasa bangga atas kehadiran armada MCAP ini,”kata Aris.
Demikian juga dengan pengakuan para siswa yang mengaku senang dapat bermain internet. Karena selama ini mereka tidak dapat dengan puas bermain internet karena tempat dan juga biaya yang harus di keluarkan. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Kabag Humasy Pemkab Tapteng, Drs Rudolf Sihotang, MSi didampingi Kepala Sekolah SMAN 1 Tukka, saat memberikan penjelasan tentang penggunaan armada Mobile Community Access Point (MCAP) di lapangan SMAN1 Tukka,

Ujian Nasional

Sebanyak 5.308 Siswa SMP/MTS di Tapteng Ikuti Ujian Nasional
Tapteng,
Setelah sukses dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA sederajat, kini giliran siswa SMP/MTS untuk mengikuti pelaksanaan UN. Menurut data yang diperoleh Batak Pos dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebanyak 5.308 siswa SMP/MTS akan mengikuti UN yang diselengarakan Senin depan (27/4).
Menurut keterangan Kadis Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Marhite Rumapea melalui Kabid SMP-SMA/PT, Klosse Harahap didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Pardomuan Siahaan, kepada wartawan, Jumat (24/4) mengatakan, jumlah siswa kelas III SMP Negeri dan Swasta yang mengikuti UN sebanyak 4.630, siswa MTS Negeri dan Swasta sebanyak 678. Dengan demikian total keseluruhan siswa SMP/MTS yang akan menikuti UN sebanyak 5.308 siswa.
“Hari ini pendistribusian soal UN dari panitia UN Provinsi Sumataera Utara telah tiba di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang dikawal oleh pihak Polda dan disaksikan dari pihak Polres Tapteng. Saat ini soal tersebut sudah didistibusikan ke 17 sub rayon Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten Tapteng, sehingga Senin depan (27/4) pelaksanaan ujian sudah dapat dilangsungkan sesuai prosedur sampai dengan hari Kamis (30/4). Dan soal tersebut kini dijaga di Polsek masing-masing.”jelasnya.
Ada pun mata pelajaran yang diujikan selama 4 hari nanti adalah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggir, Matematika, dan IPA. Sedangkan standart nilai kelulusan sama dengan standart kelulusan SMA yakni 5.50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan tim pemantau UN sesuai dengan ketentuan Petunjuk Operasional Standart (POS) yang disaksikan oleh Tim Pemantau Independen (TPI)
“Untuk mempersiapkan siswa meraih nilai standart kelulusan itu, kami dari Dinas Pendidikan Tapteng telah memberikan kemasing-masing sekolah SKL (Standart kopetensi lulusan) yang merupakan gambaran pokok materi soal UN, yang selanjutnya diperdalam oleh masing-masing guru di setiap sekolah. Dengan demikian para siswa ini tidak kewalahan lagi nantinya untuk menjawab soal-soal UN tersebut, karena, pada SKL itu telah dijelaskan tentang contoh-contoh materi UN. Hal inilah yang terus kita tekankan kepada masing-masing guru dengan tambahan belajar sore, atau diskusi kelompok,”jelasnya.
Dengan adanya SKL ini, lanjut Klose, pihaknya yakin tingkat kelulusan kelas III SMP/MTS di Kabupaten Tapanuli Tengah mampu dipertahankan seperti tahun 2008 lalu, yakni sekitar 98persen lebih, dan tidak tertutup kemungkinan mengalami peningkatan dari tahun kemarin, harapnya.
Ia juga menghimbau semua orangtua murid dan masyarakat agar turut serta memotivasi masing-masing anaknya untuk meningkatkan semangat belajar di luar jam sekolah. Dan tenaga anak jangan terlampau dibebani oleh orangtua agar dapat konsentrasi mempersiapkan diri.
“Kepada para siswa/i kelas III SMP/MTS agar menjaga kesehatan, keselamatan, agar dapat mengikuti UN dengan baik. Sama halnya dengan pihak sekolah agar proaktif untuk mensosialisasikan persyaratan nilai kelulusan tersebut melaui SKL,”tandasnya. (Jason Gultom)
Keterangan Foto
Klosse Harapan Kabid SMP-SM-PT didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Tapteng, Pardumuan Siahaan saat memberikan keterangan tentang kesiapan Dinas Pendidikan untuk mengkiti UN Senin depan


PENDIDIKAN

Wakil Bupati Tapteng Tinjau Pelaksanaan UAN
Tapteng,
Wakil Bupati Tapteng Ir.H.M.A.Effendy Pohan didampingi Kadis Pendidikan Drs. Marhite Rumapea, Kabag Humas Drs.Rudolf Sihotang meninjau pelaksanaan Ujian Akhir Nasional ( UAN ) tingkat SMA sederajat tahun Pelajaran 2008/2009 keberbagai sekolah, Senin ( 20/4 )
Sebanyak 3479 Siswa/i kelas III SMA sederajat di Kabupaten Tapanuli Tengah secara serentak mengikuti pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) Senin (20/4). Ujian ini dilaksanakan selama empat hari, yakni Senin-Jumat (20-24/4). Untuk menghadapi ujian tersebut, seluruh peserta UAN tahun ini diharapkan memperoleh kelulusan yang memuaskan dengan arti berkwalitas.
Hal ini dikatakan Wakil Bupati Tapteng Ir.H.M.A.Effendy Pohan kepada sejumlah wartawan usai meninjau pelaksanaan UAN kebeberapa sekolah seperti SMA Negeri 1 Matauli Pandan, SMA Negeri Kecamatan Tukka dan SMA Muhammadiyah.
Menurut Wakil Bupati, dari hasil peninjauan terhadap beberapa sekolah yang melaksanakan UAN berjalan dengan baik, dan siswa/i yang meghadapi ujian tidak menampakkan adanya keselitan untuk menjawab soal-soal UAN. “ Ketika saya tanya kepada salah satu peserta ujian, ada soal soal ujian yang tidak dimengerti? Jawaban siswa tersebut “ tidak ada yang sulit “, ujar Wakil Bupati menirukan ungkapan salahsatu peserta ujian.
Sementara itu Kadis Pendidikan Drs. Marhite Rumapea menyebutkan, jumlah siswa yang mengikuti UAN adalah SMA sebanyak 2472 siswa, MA 401 siswa, dan SMK 606 siswa. Dengan demikian total jumlah siswa yang mengikuti UAN sebanyak 3476 siswa. Sedangkan mata pelajaran yang diujikian untuk SMA sebanyak 6 mata pelajaran, yakni, Bahasa Indonesia, Biologi/Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika/Geografi, Kimia/Ekonomi. Sedangkan untuk SMK tiga mata pelajaran, yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggirs, dan Matematika.
Menurut Marhite, persyaratan kelulusan untuk SMA harus, memiliki rata-rata nilai 5.50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan untuk SMK nilai mata pelajaran kopetensi keahlihan kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata ujian nasional.(Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Kadis Pendidikan Tapteng Drs.Marhite Rumapea mendampingi Wakil Bupati saat meninjau pelaksanaan UAN di SMA Muhammadiyah, Senin ( 20/4 ).

PRESTASI

4 Siswa SMAN 1 Plus Matauli Pandan Raih Penghargaan Dari Goethe Institut Jerman
Pandan,
Sekolah SMA Negeri Plus Matauli Pandan kembali menorehkan prestasi membanggakan buat Kabupaten Tapanuli Tengah. Empat siswa sekolah unggulan tersebut meraih penghargaan dari Goethe Institut, Dublin, Jerman.
Penyerahaan penghargaan dilaksanakan Kamis, 16/4) di ruang Audio Visual SMA Matauli di Pandan yang dirangkai dengan peresmian Kelas Intensif Bahasa Jerman oleh Bupati Tapanuli Tengah, Tuani Lumbantobing yang diwakili Kepala Bappeda Remus Pardede dan Herr Steff Corell dari Goetha Institut..
Keempat siswa tersebut masing-masing Furwidia Ningsih (siswi kelas III) yang meraih penghargaan beasiswa selama empat tahun sebesar Rp250 juta untuk menuntut ilmu di Swiss – German University (SGU) serta Yustini, Halimah Nasution dan Ahmad Indra (siswa kelas 1 dan 2) yang mendapat kesempatan summer camping (belajar sekaligus rekreasi di musim panas) selama 3 minggu di Jerman.
Herr Steff Corell dari Goethe Institut dalam penyampaiannya dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Tapteng diwakili Kepala Bappeda Remus Pardede dan Kepala Dinas Pendidikan M Rumapea serta Kepala SMAN 1 Matauli Drs Soemartono mengatakan, penghargaan tersebut disampaikan sebagai upah dari tugas yang diberikan Goethe Institut sebagai parternya SMAN 1 Matauli karena mampu mewujudkan pengembangan bahasa Jerman setelah bahasa Inggris di sekolah tersebut.
“Saya melihat usaha sekolah ini sudah berhasil dan saya yakin 1-2 tahun kedepan siswa/i sudah dapat berbahasa Jerman dengan baik. Maka atas keberhasilan ini, kami memberikan hadiah bea siswa kepada 1 orang siswa kuliah di SGU dan Summer Camping ke Jerman kepada 3 orang siswa,”kata Steff dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh translator.
Pada kesempatan itu, Ia mempromosikan sekaligus menggambarkan sedikit mengenai sistem pendidikan di Swiss–German Institut (SGU). Dimana, dalam pendidikannya, institute tersebut diajari oleh guru–guru (dosen) yang selalu mempergunakan Bahasa Inggris. Namun, di setiap Minggu, Mahasiswa/i diberikan pendidikan tambahan Bahasa Jerman. “Jadi selain pintar berbahasa Inggris di Institut tersebut, siswa juga pintar berbahasa Jerman,”paparnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Tapteng Remus Pardede mewakili Bupati Tapteng dalam sambutannya menyampaikan, ucapan terimakasih sekaligus apresiasi yang telah tercapai atas perhatian Goethe Institut, Jerman kepada pendidikan di sekolah SMA Matauli khususnya dan pendidikan di Tapteng secara umum.
Ia berharap, Institut ini dapat lebih memperhatikan SMAN 1 Matauli serta sekolah –sekolah lainnya di wilayah Tapteng sehingga anak–anak bisa sekolah lebih banyak menuntut ilmu di SGU dan pemkab Tapteng siap mendukung setiap program–program SGU demi pengembangan pendidikan para siswa di daerah setempat.
Bantuan Penuh Dari Goethe Institut
Usai kegiatan peresmian Kelas khusus Intensif Bahasa Jerman, Kepala SMAN 1 Matauli, Pandan, Drs Soemartono kepada Batak Pos menyampaikan, pada prinsipnya semua siswa SMA Matauli mendapatkan pelajaran Bahasa Jerman, tetapi untuk program–program khusus pengiriman anak–anak ke Jerman, harus melalui kelas Intensif.
“Maka itu, kita membuka dua kelas intensif dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang dan seluruhnya ini mendapat bantuan penuh dari Goethe Institut termasuk bantuan pelatihan guru dan media pendidikannya,”ujar Soemartono.
Menurutnya, tidak semua sekolah di Indonesia memiliki kesempatan mendapatkan kerjasama dengan Goethe Institut. Dari data yang ada, hanya 10 sekolah yang dipilih oleh lembaga pendidikan ini, salah satunya di Sumatera Utara (Sumut) adalah SMAN 1 Matauli Pandan.
“Adapun dasar pemilihan tersebut, dilihat dari hasil survey mereka sebelumnya terhadap kampus/sekolah, visi dan misi, Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas dan kemauan sekolah untuk dapat maju,”papar Soemartono.
Disinggung apakah kerjasama dengan Goethe Institut tersebut berlangsung terus atau sifatnya hanya sementara, Kepala Sekolah yang sudah mengabdi sejak sekolah ini dibuka dan diresmikan mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Akbar Tanjung dan mantan Panglima TNI AD Faisal Tanjung mengatakan, penilaian terhadap kelas Intensif Bahasa Jerman ini berlangsung hanya se-tahun. “Artinya, dalam satu tahun tersebut, apakah sekolah tersebut mengalami kemajuan atau peningkatan. Jika tidak, program tersebut bisa di stop dan pihak Goethe Institut dapat memilih sekolah lain,”tukas Soemartono. (Jason Gultom)
Keterangan Foto :
DIABADIKAN : Herr Steff Corell dari Goetha Institut foto bersama dengan Kepala Bappeda Tapteng mewakili Bupati dan Wakil Bupati, Remus Pardede, Kepsek SMA Matauli Soemartono serta 4 siswa sekolah SMAN 1 Matauli Padan yang meraih penghargaan DAN beasiswa dari Goethe Institut Jerman.

PENDIDIKAN

3479 Siswa SMA Kelas III se Tapteng Siap Ikuti UAN
Pandan
Sebanyak 3479 Siswa/i kelas III SMA sederajat di Kabupaten Tapanuli Tengah siap untuk mengikuti pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) Senin depan (20/4). Sesuai dengan rencana ujian ini dilaksanakan selama empat hari, yakni Senin-Jumat (20-24/4). Untuk menghadapi ujian tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah telah mempersiapkan langkah-langkah kepada siswa dan guru-guru, yakni pendalaman program materi dengan membahas prediksi soal Ujian Nasional melalui tambahan belajar sore dimasing-masing sekolah. Demikian disampaikan Kadis Pendidikan Tapteng, Drs.Marhite Rumapea memalui Kabid SMP-SMA-PP, Drs Klose Harahap di ruang kerjanya, Kamis (16/4).
Ada pun jumlah siswa tersebut terdiri dari siswa SMA sebanyak 2472 siswa, MA 401 siswa, dan SMK 606 siswa. Dengan demikian total jumlah siswa yang mengikuti UAN sebanyak 3476 siswa. Sedangkan mata pelajaran yang diujikian untuk SMA sebanyak 6 mata pelajaran, yakni, Bahasa Indonesia, Biologi/Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika/Geografi, Kimia/Ekonomi. Sedangkan untuk SMK tiga mata pelajaran, yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggirs, dan Matematika.
Menurut Klose ada pun persyaratan kelulusan untuk SMA yaitu, memiliki rata-rata nilai 5.50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan untuk SMK nilai mata pelajaran kopetensi keahlihan kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata ujian nasional.
“Untk mempesipakan siswa meraih Tingginya nilai kelulusan ini, kita dari Dinas Pendidikan telah memberikan kemasing-masing sekolah SKL (Standart kopetensi lulusan) yang merupakan gambaran pokok materi soal UN, yang selanjutnya diperdalam oleh masing-masing guru di setiap sekolah. Dengan demikian para siswa ini tidak kewalahan lagi nantinya untuk menjawab soal-soal UN tersebut, karena, pada SKL itu telah dijelaskan tentang contoh-contoh materi UN. Hal inilah yang terus kita tekankan kepada masing-masing guru dengan tambahan belajar sore, atau diskusi kelompok maupun menggunakan sarana TIK (Teknologi informasi komunikasi) atau internet,”jelasnya.
Dengan adanya SKL ini, lanjut Klose, pihaknya yakin tingkat kelulusan kelas III di Kabupaten Tapanuli Tengah mampu dipertahankan seperti tahun 2008 lalu, yakni sekitar 98persen lebih, dan tidak tertutup kemungkinan mengalami peningkatan dari tahun kemarin, harapnya.
Ia juga menghimbau semua orangtua murid dan masyarakat agar turut serta memotivasi masing-masing anaknya untuk meningkatkan semangat belajar di luar jam sekolah. Dan tenaga anak jangan terlampau dibebani oleh orangtua agar dapat konsentrasi mempersiapkan diri.
“Kepada para siswa/i kelas III agar menjaga kesehatan, keselamatan, agar dapat mengikuti UN dengan baik. Sama halnya dengan pihak sekolah agar proaktif untuk mensosialisasikan persyaratan nilai kelulusan tersebut melaui SKL,”tandasnya.
Wala pun jadwal UN sudah ditetapkan namun bagi siswa yang sakit diberikan waktu ujian susulan pada tanggal 27April-1 Mei. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Kabid SMP-SMA-PP Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Drs Klose Harahap saat memberikan keterangan di ruang kerjanya, Kamis (16/4)



0 komentar:

Posting Komentar